Melalui sebuah studi yang dilakukan terhadap lebih dari 64.000 wanita berusia 20 – 30 tahun bertempat tinggal di AS ditemukan bahwa ketidaksuburan berkaitan dengan peningkatan resiko terkena kanker. Peningkatan resiko terkena kanker yang dimaksud adalah sebesar 2%
Penyakit Kanker jarang terjadi pada wanita yang telah mengalami menopause, Oleh sebab itu, peneliti menggunakan data dari asuransi kesehatan AS untuk mendapatkan jumlah yang cukup besar untuk memberikan hasil yang berarti. Banyak perusahaan asuransi di AS menawarkan perlindungan untuk pengujian dan perawatan kesuburan wanita.
Dr Gayathree Murugappan yang merupakan seorang endokrinologi reproduksi dan infertilitas di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford (California, AS) sekaligus pemimpin penelitian tersebut mengatakan: “Kami tidak mengetahui penyebab peningkatan kanker yang kami temukan dalam penelitian ini, apakah mungkin ketidaksuburan itu sendiri, atau dari penyebab ketidaksuburannya, atau perawatan yang dijalani oleh sebagian besar penyandang ketidaksuburan. Kami hanya dapat menunjukkan bahwa ada keterkaitan di antara dua hal tersebut. Di masa mendatang, kami berharap dapat memahami apa yang menjadi sebab seorang wanita yang tidak subur memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker; misalnya, dengan mengidentifikasi mekanisme umum atau kesamaan yang dapat menyebabkan kanker dan ketidaksuburan sekaligus. “
Dr Murugappan dan koleganya menganalisis data dari 64.345 wanita yang telah tercatat tidak subur melalui diagnosis, pengujian, dan pengobatan di dalam database Clinformatics® Data Mart, data yang digunakan adalah data dari tahun 2003 hingga 2016. Basis data tersebut berisi kelompok pasien yang beragam secara geografis terletak di 50 negara bagian berbeda di AS, meski mayoritas dari mereka adalah Kaukasi. Mereka membandingkan data tersebut dengan 3.128.345 wanita yang subur dan yang menjalani perawatan ginekologi secara rutin. Para wanita tersebut berusia 30-an yang diteliti selama 4 tahun lamanya.
Selama masa penelitian, ada 1.310 penyakit kanker yang didiagnosis di antara wanita yang subur dan wanita yang tidak subur. Kanker payudara adalah kanker paling umum terjadi. Setelah memperhitungkan dan mengeliminasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil (seperti merokok, obesitas, usia, pendidikan, dan usia reproduksi), mereka menemukan bahwa wanita yang tidak subur secara keseluruhan memiliki risiko 18% lebih tinggi terkena kanker dibandingkan dengan kelompok kontrol (wanita subur), dengan risiko absolut 2%.
Penulis senior makalah tersebut, Associate Professor Michael Eisenberg dari Stanford University School of Medicine, mengatakan: “Penelitian ini menunjukan bahwa 1 dari 49 wanita yang tidak subur akan terkena penyakit kanker dalam jangka waktu 4 tahun penelitian dibandingkan wanita yang subur dimana perbandingannya lebih kecil, yaitu 1 dari 59 wanita.”
Para peneliti menemukan bahwa melahirkan menurunkan resiko kanker pada wanita di kedua kelompok. Di antara wanita yang tidak subur, 22.024 (34%) memiliki setidaknya satu bayi selama penelitian berlangsung, dan 626.532 (20%) wanita dalam kelompok kontrol sudah pernah melahirkan. Risiko absolut kanker adalah satu dari 56 wanita tidak subur dan satu dari 86 wanita dalam kelompok kontrol.
Ketika para peneliti tidak mengikutsertakan wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau endometriosis, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker rahim dan ovarium, risiko absolut kanker adalah satu dari 55 di antara wanita tidak subur dan satu dari 88 di antara kelompok kontrol
Melihat risiko kanker secara spesifik, peneliti menemukan risiko kanker ovarium dan rahim sedikit lebih tinggi. Kedua kanker ini merupakan kanker yang disebabkan oleh perubahan hormon yang terdapat pada wanita. Mereka juga menemukan risiko kanker yang disebabkan oleh faktor lain sedikit lebih tinggi di antara wanita tidak subur, kanker yang dimaksud termasuk kanker paru-paru, tiroid, hati dan kandung empedu serta leukemia. “Sementara ada beberapa dari kanker lainnya yang tidak signifikan, penting untuk dicatat bahwa peningkatan absolut dalam risiko tidak terlalu besar,” ungkap Dr Murugappan.
Karena sebagian besar kanker didiagnosis pada orang tua, salah satu batasan dari penelitian ini adalah usia wanita, dan juga periode penelitian yang singkat. Batasan lain termasuk wanita yang mungkin menjalani perawatan kesuburan rahim di luar sistem asuransi AS; Beberapa wanita mungkin tidak subur tanpa mengetahuinya karena mereka telah selalu menggunakan kontrasepsi.
Prof Eisenberg menyimpulkan: “Meskipun peningkatan absolut dalam risiko kanker di antara wanita tidak subur sangatlah kecil, peningkatan ini terlihat hanya dalam waktu penelitian singkat yaitu empat tahun. Kami perlu melakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu penelitian yang lebih lama untuk menentukan faktor apa yang mungkin mempengaruhi risiko jangka panjang kanker pada wanita tidak subur. “